by Buyung Loding Prakoso & Arlita Ayustina Tantowi
Sebagai bank digital, Bank Raya terus mendorong pertumbuhan bisnis digital yang berkualitas melalui scale up produk digital dan perluasan pasar potensial bisnis digital. Untuk itu Bank Raya terus berupaya melakukan perluasan partnership dan akuisisi end user melalui ekosistem BRI maupun ekosistem digital lainnya. Untuk menjaga likuiditas bank maka kualitas Dana Pihak Ketiga (DPK) harus terus terjaga. Sebagai bagian dari divisi bisnis, maka tim kami terus berupaya untuk menjaga kualitas CASA pada level yang lebih dominan terhadap total dana pihak ketiga, dengan meningkatkan pertumbuhan asset dan menjajaki alternatif sumber pendanaan melalui penerbitan produk kredit baru yang memiliki minim risiko.
Sebagai garda terdepan yang bertugas di lapangan, Divisi Regional Business Office terus berupaya untuk membantu mengelola eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai antara lain dengan menjaga kualitas aset tetap stabil, dengan, terus mengimplementasikan prinsip kehati-hatian dan mengutamakan mitigasi risiko.
Walaupun telah dilakukan berbagai upaya preventif, namun masih ada beberapa debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajibannya kepada Bank, dikarenakan beberapa faktor internal maupun eksternal debitur. Sehingga perlu cara penyelesaian yang efektif dan efisien yang dapat ditempuh oleh Bank bila debitur melakukan wanprestasi ketika eksekusi agar dapat memperoleh pengembalian aset yang optimal dengan jaminan tunai/cash collateral, sehingga ada pengikatan agunan secara aman.
Dari data internal, rata-rata nasabah memiliki trend simpanan pada tabungan jangka panjang, dan cenderung mengalami kenaikan dibandingkan dengan jenis saku lainnya yang cenderung stabil. Sehingga tabungan jangka panjang memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber agunan tunai untuk potensi kredit dengan sistem blokir tabungan.
Potensi untuk menjadikan saku Jaga sebagai jaminan kredit lebih aman dan efisien karena dari sisi nasabah dapat menghindari penalti untuk break sebelum jatuh tempo, persentase loan to deposit yang optimal, margin suku bunga rendah, tidak mengganggu anggaran keuangan yang telah direncanakan, manajemen cashflow serta alasan lainnya seperti efisiensi maupun dana darurat. Sedangkan dari sisi bank, bank perlu menjaga kestabilan portofolio simpanan serta meningkatkan aset berisiko rendah secara bersamaan dan simultan, tentu saja untuk peningkatan aset yang relatif cepat perlu melakukan mitigasi risiko yang tepat. Produk kredit beragunan kas ini tidak perlu analisis terhadap kemampuan nasabah yang detail seperti produk lending lainnya dikarenakan risiko dapat di-cover secara full dengan agunan kas yang dimilikinya.
Pengembangan potensi kredit digital tentunya memiliki potensi yang besar bagi Bank, Bank perlu memperhatikan manajemen risiko yang baik sebab layanan seperti kredit yang diberikan sudah melalui platform digital, sehingga perlu ada upaya untuk menjaga kualitas aset diantaranya teknologi credit scoring.
Dengan adanya pengembangan kredit cash collateral berbasis digital, kami berharap customer dapat merasakan pengalaman yang mudah dalam mengakses produk pinjaman digital dimanapun dan kapanpun serta menyesuaikan kebutuhan bisnis customer. Bank Raya akan terus melakukan inovasi produk sesuai dengan visi Bank Raya memberikan akses digital terluas kepada segmen mikro dan kecil di Indonesia.
by Buyung Loding Prakoso & Arlita Ayustina Tantowi
Sebagai bank digital, Bank Raya terus mendorong pertumbuhan bisnis digital yang berkualitas melalui scale up produk digital dan perluasan pasar potensial bisnis digital. Untuk itu Bank Raya terus berupaya melakukan perluasan partnership dan akuisisi end user melalui ekosistem BRI maupun ekosistem digital lainnya. Untuk menjaga likuiditas bank maka kualitas Dana Pihak Ketiga (DPK) harus terus terjaga. Sebagai bagian dari divisi bisnis, maka tim kami terus berupaya untuk menjaga kualitas CASA pada level yang lebih dominan terhadap total dana pihak ketiga, dengan meningkatkan pertumbuhan asset dan menjajaki alternatif sumber pendanaan melalui penerbitan produk kredit baru yang memiliki minim risiko.
Sebagai garda terdepan yang bertugas di lapangan, Divisi Regional Business Office terus berupaya untuk membantu mengelola eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai antara lain dengan menjaga kualitas aset tetap stabil, dengan, terus mengimplementasikan prinsip kehati-hatian dan mengutamakan mitigasi risiko.
Walaupun telah dilakukan berbagai upaya preventif, namun masih ada beberapa debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajibannya kepada Bank, dikarenakan beberapa faktor internal maupun eksternal debitur. Sehingga perlu cara penyelesaian yang efektif dan efisien yang dapat ditempuh oleh Bank bila debitur melakukan wanprestasi ketika eksekusi agar dapat memperoleh pengembalian aset yang optimal dengan jaminan tunai/cash collateral, sehingga ada pengikatan agunan secara aman.
Dari data internal, rata-rata nasabah memiliki trend simpanan pada tabungan jangka panjang, dan cenderung mengalami kenaikan dibandingkan dengan jenis saku lainnya yang cenderung stabil. Sehingga tabungan jangka panjang memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber agunan tunai untuk potensi kredit dengan sistem blokir tabungan.
Potensi untuk menjadikan saku Jaga sebagai jaminan kredit lebih aman dan efisien karena dari sisi nasabah dapat menghindari penalti untuk break sebelum jatuh tempo, persentase loan to deposit yang optimal, margin suku bunga rendah, tidak mengganggu anggaran keuangan yang telah direncanakan, manajemen cashflow serta alasan lainnya seperti efisiensi maupun dana darurat. Sedangkan dari sisi bank, bank perlu menjaga kestabilan portofolio simpanan serta meningkatkan aset berisiko rendah secara bersamaan dan simultan, tentu saja untuk peningkatan aset yang relatif cepat perlu melakukan mitigasi risiko yang tepat. Produk kredit beragunan kas ini tidak perlu analisis terhadap kemampuan nasabah yang detail seperti produk lending lainnya dikarenakan risiko dapat di-cover secara full dengan agunan kas yang dimilikinya.
Pengembangan potensi kredit digital tentunya memiliki potensi yang besar bagi Bank, Bank perlu memperhatikan manajemen risiko yang baik sebab layanan seperti kredit yang diberikan sudah melalui platform digital, sehingga perlu ada upaya untuk menjaga kualitas aset diantaranya teknologi credit scoring.
Dengan adanya pengembangan kredit cash collateral berbasis digital, kami berharap customer dapat merasakan pengalaman yang mudah dalam mengakses produk pinjaman digital dimanapun dan kapanpun serta menyesuaikan kebutuhan bisnis customer. Bank Raya akan terus melakukan inovasi produk sesuai dengan visi Bank Raya memberikan akses digital terluas kepada segmen mikro dan kecil di Indonesia.
Tulisan ini merangkum Inspiraya Tech di Instagram Bank Raya bersama Ori Sugiarto sebagai Data Engineering dan Ardya Dipta Nandaviri sebagai Data Science di Perusahaan Kesehatan yang berlangsung pada tanggal 11 Juli 2024 di Instagram Live Bank Raya. Dalam era digital yang semakin berkembang, konsep big data dan data science telah
Tulisan ini merangkum Inspiraya Tech di Instagram Bank Raya bersama Komang Nala Ratih sebagai Product Design dan Thomas Dwi Putra sebagai Product Designer N26 Digital Bank yang berlangsung pada tanggal 8 Agustus 2024 di Instagram Live Bank Raya. Penerapan UI/UX design dalam pengembangan aplikasi bank digital sangat penting untuk
Tulisan ini merangkum Inspiraya Tech di Instagram Bank Raya bersama Vincent Rinaldi sebagai Product Owner Raya Apps dan Gerald Marpaung sebagai Senior Lead Product Manager Tokopedia yang berlangsung pada tanggal 6 Juni 2024 di Instagram Live Bank Raya.
Hai, Kawan Raya!Sebagai bank yang bergerak dalam ekosistem digital, terdapat beberapa tantangan yang kerap menjumpai operasional Bank Raya.